Terapi Non Farmakologi Faring Difteri

mengelola nyeri dan sakit dengan terapi non farmakologi pada kasus difteri

Sobat terapi, kasus kelemahan pada faring yang disebabkan oleh penyakit difteri pada umumnya menimbulkan rasa sakit pada tenggorokan dengan gejala ringan yaitu peradangan faring ringan.

Gejala faring difteri sebagian besar ditandai dengan gejala pseudomembrane dimana terbentuk lapisan abu-abu padat yang tersusun dari campuran sel-sel mati, fibrin, sel darah merah, sel darah putih, dan organisme.

Dalam organisme tersebut bakteri penyebab difteri melakukan infeksi pada laring dan faring dimana akan menimbulkan gejala seperti:
  • Gangguan menelan
  • Suara menjadi serak
  • Timbul peradangan akut
  • Rasa sakit di tenggorokan
  • Penumpukan sekret atau air ludah
  • Dll

Kasus tersebut harus dilakukan terapi non farmakologi yaitu tanpa obat dan injeksi dalam mengelola keluhan dan mengatasi gejala awal agar onset penyakit tidak menjadi ganas.

Dalam terapi non farmakologi faring difteri seseorang harus mengetahui gejala lain yang timbul dan tampak umum pada penderita faring difteri seperti:
  • Terjadi demam dengan gejala 50-80%
  • Sakit tenggorokan 90%
  • Suara serak dan disfagia 30 %

Difteri laring bisa berkembang ke dalam onset yang lebih parah jika dibiarkan tanpa perawatan dimana berkembang menjadi gagal napas ditandai dengan penyumbatan jalan napas atau pseudomembrane dan aspirasi ke arah percabangan trakea di paru-paru.

Hal diatas perlu dilakukan perawatan tanpa obat dan suntik dimana terapi non farmakologi membantu pasien faring difteri dalam kesembuhan lebih lanjut.

Terapi Non Farmakologi Penyakit Faring Difteri

Pasien yang mengalami gangguan menelan atau disfagia perlu tindakan terapi non farmakologi dalam mengatasi gejala penyakit tersebut dengan cara:

Terjadi Demam

Apabila terjadi demam menggigil pasien wajib menggunakan selimut dan jaket agar panas tubuh dapat dikelola dengan baik.

Penggunaan kompres dianjurkan apabila pasien mengalami panas tinggi dan tidak kunjung turun dimana hal tersebut pada kasus anak akan mengalami gejala step dan kehilangan kesadaran sehingga perlu dilakukan tindakan terapi non farmakologi dalam kasus difteri faring.

Pasien dilarang untuk bepergian jauh atau terkena angin yang kencang sewaktu naik kendaraan bermotor atau penggunaan kipas angin langsung mengarah pada tubuh pasien juga perlu dihindari agar pasien tidak menjadi parah dalam mengelola demam yang menggigil.

Suara Serak


Suara serak disebabkan karena laring terjadi paralis atau kelumpuhan sehingga pada pasien difteri hal tersebut sering terjadi dan memerlukan tindakan untuk mengelola keluhan dengan cara.

Hindari konsumsi makanan yang mengandung:
  • Makanan berminyak dan gorengan (Junk Food)
  • Pedas
  • Bersantan
  • Berlemak

Makanan diatas memang harus dihindari agar pasien tidak berlanjut onset penyakit menjadi mengganas dengan kehilangan suara.

Pada kasus susah bicara atau disfagia, pada umumnya disebabkan oleh kelumpuhan laring dan faring dimana bakteri difteri merusak struktur sel-sel laring dan faring dimana bakteri itu mengeluarkan racun eksotoksin dan menimbulkan gejala disfagia serta anoreksia.

Terapi non farmakologi selain makanan pasien difteri faring perlu melakukan terapi oral dan Anda bisa berkonsultasi dengan ahli terapi wicara yang ada atau dekat dengan rumah Anda.

Terapi wicara akan membantu pasien disfagia dengan terapi oral dimana pasien dilatih bicara atau speak agar kelumpuhan pada pita suara bisa dicegah seminimal mungkin.

Jika Anda kesulitan menemukan tempat terapi wicara sobat terapi bisa mengunjungi rumah sakit tipe A dan minta di programkan terapi oral karena kasus difteri laring dan faring.

Penumpukan sekret atau air ludah

Pada pasien dengan kasus difteri laring dan faring difteri pada umumnya akan meningkatkan produksi mukus dimana gejala tersebut mengganggu jalan napas pada saluran napas atas.

Sehingga memerlukan terapi non farmakologi dimana Anda bisa melakukan teknik breathing exercise dan teknik postural drainase dalam mengeluarkan sekret atau lendir pada jalan napas Anda.

Konsultasikan dnegan ahli fisioterapi terdekat tempat Anda dan lakukan program terapi breathing exercise dan postural drainase dalam mengatasi keluhan Anda itu.


Rasa sakit di Tenggorokan

Sobat terapi dapat mengelola sakit tenggorokan dengan cara mengukur nyeri tersebut dengan teknik VAS (Visual Analogi Skala) dimana nyeri dapat dihitung atau diukur derajat nyeri dimana rasa sakit tenggorokan akan mengganggu aktivitas Anda sehingga perlu dilakukan terapi non farmakologi.

Cara melakukan test VAS yaitu sobat terapi melakukan pengukuran 1-10 dengan garis di tulis angka dimana angka 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-10 nyeri berat.

Jika Anda merasa nyeri yang ringan cukup dilakukan dengan minum air putih atau teh hangat dalam metode membuka atau mengurangi keluhan Anda pada tenggorokan yang diakibatkan penyakit difteri laring dan faring.

Jika Anda merasa nyeri sedang lakukan metode terapi dengan kompres hangat (hot pack) dimana air hangat-hangat kuku atau 47 derajat celcius membantu meredakan tenggorokan Anda yang sakit.

Tempelkan kompres hangat atau hot pack pada tenggorokan Anda selama 5-10 menit untuk meredakan nyeri tenggorokan Anda.

Lakukan terapi diatas dengan kompres hangat sehingga sobat terapi terbantu dalam mengelola nyeri pada tenggorokan Anda.


Jika Anda merasa nyeri berat pada tenggorokan, maka penggunaan lampu infra merah pada tenggorokan Anda membantu proses vasodilatasi dalam mengelola nyeri.

Konsultasikan dengan ahli fisioterapi dalam manajemen nyeri pada tenggorokan Anda jika rasa nyeri sudah tidak tertahankan.

Gangguan menelan

Untuk gangguan menelan yang diakibatkan kelumpuhan pada laring dan faring karena kasus difteri, maka sobat perlu melakukan terapi menelan dengan cara konsultasi pada terapi wicara dimana selain terapi oral, spesialis terapi wicara membantu Anda dalam melakukan terapi menelan.

Terapi wicara membantu pasien susah dalam menelan dengan metode terapi disfagia dimana pasien akan di programkan selama beberapa kali dan di latih dalam memberdayakan kesehatan faring dan laring Anda.

Sehingga kasus penyakit karena gangguan menelan dapat diatasi dengan manajemen pengelolaan terapi non farmakologi dengan benar dan tepat.

Semoga informasi ini bisa membantu Anda, terimakasih.
DONASI LEWAT PAYPAL Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1



Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel