Terapi Non Farmakologi Difteri
Sobat terapi, penyakit difteri merupakan penyakit yang menimbulkan gejala yang mirip dengan gejala penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dimana penyakit tersebut tergolong penyakit berbahaya dan membuat kita bisa tertular.
Penyakit difteri dibawa oleh bakteri microbacterium Corynebacterium difteri dimana bakteri tersebut bersifat destruksif atau merusak saluran pernapasan seperti tenggorokan, laring, faring, hidung dan hal tersebut merupakan penyakit primer dari difteri.
Terapi Non Farmakologi Penyakit Difteri
Gejala primer difteri memicu kegagalan sel-sel aktif dari laring, faring dan diafragma dalam melakukan fungsi vital dalam pernapasan, sehingga toksin atau racun dari bakteri tersebut membuat sel organ tersebut menjadi rusak dan akhirnya pasien dapat menderita kegagalan pernapasan.Penyakit sekunder difteri disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh bakteri difteri berupa eksotoksin dan membuat gejala sekunder berupa:
- Kelumpuhan miokarditis yaitu otot jantung
- Kelumpuhan anggota gerak tubuh yang bersifat asimetris atau dikenal dengan gejala polineuritis akut
- Gangguan ginjal dan kesulitan dalam kemih
- Penyakit kulit seperti sianosis dan borok
- Dll
Gejala sekunder dari penyakit difteri tersebut disebabkan karena racun atau
eksotoksin larut dalam peredaran darah kita dan akhirnya memicu
gejala sekunder diatas dengan menginfeksi organ normal pada tubuh manusia.
Gejala umum penyakit difteri atau gambaran umum penyakit difteri adalah:
- Demam menggigil
- Kesulitan bernapas
- Gangguan menelan
- Frekuensi bersin meningkat
- Lemah dan lemas
- Rasa sakit di tenggorokan
- Dll
Disini kami akan memberikan terapi non farmakologi untuk kasus difteri tanpa
obat dan injeksi dimana membantu pasien dalam mengelola keluhan dan gejala
kasus penyakit tersebut agar tidak menjadi ganas serta memulihkan secara
mental dan psikologis pasien difteri.
Secara garis besar penularan penyakit difteri disebabkan oleh bakteri dan lingkungan di sekitar yang mendukung Anda terinfeksi bakteri difteri yang berbahaya.
Cara pengelolaan kesehatan dengan kasus difteri sobat terapi harus melakukan
cara sebagai berikut:
1. Kesulitan Bernapas
Jika sobat secangkir terapi kesulitan bernapas, maka penyakit difteri tersebut
sudah menyerang dalam organ vital pernapasan Anda (obstruksi pernapasan Anda),
gunakan alat bantu pernapasan (oksigen respirator).
Oksigen repirator bisa Anda beli di toko alat kesehatan atau apotik khusus
dengan harga Rp. 400.000.
Jika Anda kesulitan mendapatkannya bisa diganti dengan Oxican tabung oksigen
dengan harga Rp. 39.000 bisa Anda dapatkan di toko online seperti: bukalapak,
tokopedia, lazada, shopy, dll
Gunakan tabung itu untuk membantu pernapasan Anda jika Anda kesulitan dalam
bernapas.
2. Gangguan Ekspansi Thorak
Pada pasien difteri pada umumnya karena otot napas dan diafragma terserang dan
mengalami kelumpuhan, maka napas menjadi berat dan sesak diakibatkan oleh
ekspansi thorax (jalan paru-paru dalam mengembang mengempis terganggu)
oleh kelemahan otot diafragma sehingga pasien cenderung mengalami napas berat.
Hal tersebut bisa diatasi dengan cara melakukan
postural drainage dan breathing exercise.
Postural drainage bisa dilakukan dengan cara melakukan dan mengeluarkan
sekret atau lender yang menempel banyak di jalan napas atas dan
datanglah ke ahli fisioterapi perihal keluhan Anda.
Breathing exercise bisa dilakukan dengan cara melakukan latihan
napas dimana pasien dilatih napas pendek dan panjang dan di kuatkan otot napas
seperti otot inspirasi dan ekspirasi dada, kunjungi fisioterapi mengenai
latihan napas itu.
3. Demam Menggigil
Dalam mengatasi demam menggigil karena kasus difteri disebabkan karena
peradangan pada saluran napas, sebisa mungkin sobat harus terhindar dari udara
luar yang ekstrim dimana terkena angin membuat menggigil menjadi bertambah.
Jika terjadi panas yang tinggi segera kompres agar gejala panas dapat
diturunkan.
Gunakan jaket dan selimut yang tebal dalam menjaga agar temperatur tubuh tidak
drop dimana hal tersebut bisa Anda gunakan selama sakit.
4. Gunakan peralatan makan dan minum sendiri
Jenis penyakit difteri merupakan penyakit menular, maka menggunakan peralatan
sendiri seperti gelas, sendok, piring tidak boleh campur dengan peralatan
makan-minum anggota keluarga lain, sebab hal tersebut akan menularkan bakteri
difteri lewat lendir.
Peralatan makan dan minum wajib dicuci sampai steril agar bakteri tidak
bersarang di peralatan makan minum Anda.
5. Hindari Bersin Sembarangan
Kasus difteri bisa menyebar dengan kontak langsung penderita dimana udara
bebas, saat penderita bersin akan memercikkan jutaan lendir kecil dimana
terdapat bakteri yang berterbangan dan orang yang terkena bersin itu akan
tertular dengan cepat.
Untuk penderita difteri wajib mempunyai sapu tangan untuk menyapu lendir saat
bersin dan pasien harus mempunyai sapu tangan sendiri dimana harus dicuci
dengan sabun antiseptik sehabis bersin.
6. Gangguan menelan
Pasien yang mengalami gangguan menelan disebabkan karena laring dan faring
terjadi perusakan oleh bakteri difteri sehingga pasien susah dalam menelan.
Agar bisa menelan jika kondisi tidak terlalu parah, konsumsi bahan makanan yang tinggi serat dan lunak bagus untuk membantu makan Anda.
Latih dengan latihan menelan mengenai hal itu datangi ahli fisioterapi
mengenai perihal penyakit Anda.
Namun jika kondisi menelan sudah tidak bisa harus dipasang selang makanan yang
membantu pasien dalam menelan.
7. Lemah dan Lemas
Hampir semua pasien difteri mempunyai keluhan yang sama yaitu lemah dan lemas
dimana tubuh terjadi peradangan dan kondisi yang membuat tubuh menjadi lemah.
Dengan mengetahui kondisi tersebut, maka Anda wajib melakukan pemulihan kondisi tubuh dengan konsumsi makanan sehat dan diet dari makanan yang dilarang seperti tidak boleh makan pedas, berminyak dan santan.
Hal tersebut dapat parah keadaan jika pasien tidak dapat mengelola kondisi
badan.
Saran kami segera berobat ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk
pengobatan yang lebih lanjut, terimakasih.
DONASI LEWAT PAYPAL
Mohon bantu berikan donasi apabila artikel ini memberikan manfaat. Terimakasih.